Dalam derap laju langkah
Menuntunku ke suatu arah
Sejenak melupakan mimpi indah
Melihat kembali tetesan darah
Kumaknai hidup sebagai konsekuensi
Dalam gelora kututurkan janji-janji
Dadaku ini telah merah berapi-api
Berkata, bertindak, Bersaksi
Matiku takkan menjadi sia-sia
Telah kukerahkan daya upaya
Aku minta kau panjatkan doa
Agar tak padam, tetap membara
Baru sejenak mengenalmu
Mengucap janji padamu
Beruntung tak sempat pukulan beradu
Kemudian berpisah karena tak padu
Waktu hanyalah lembaran kain
Bersulam badan dan batin
Dipotong helaian demi helaian
Sampai habis pada batasan
Jogjakarta, 8-12-09
Menuntunku ke suatu arah
Sejenak melupakan mimpi indah
Melihat kembali tetesan darah
Kumaknai hidup sebagai konsekuensi
Dalam gelora kututurkan janji-janji
Dadaku ini telah merah berapi-api
Berkata, bertindak, Bersaksi
Matiku takkan menjadi sia-sia
Telah kukerahkan daya upaya
Aku minta kau panjatkan doa
Agar tak padam, tetap membara
Baru sejenak mengenalmu
Mengucap janji padamu
Beruntung tak sempat pukulan beradu
Kemudian berpisah karena tak padu
Waktu hanyalah lembaran kain
Bersulam badan dan batin
Dipotong helaian demi helaian
Sampai habis pada batasan
Jogjakarta, 8-12-09