Buah yang Tercabik

Hujan malam ini,seakan ikut membekukan hati.
Dalam gelap aku kan bersmbunyi.
Dalam dingin aku kan bersmayam.
Bukan ku takut jalani kemunafikan,tapi

Memang benar,bgitu indah ktika dpt mrasakn mati muda.
Tak meraskan sakit dalam realita.
Tak merubah idealisme dalam renta.
Orang baik tak selalu bernasib baik.
Karena tak selalu buah tumbuh tak tercabik.
Hujan sudah menjadi rintik,tapi air mata masih tertitik.
Serasa aku kini berjalan terbalik.

Kaki tak menapak.
kepala telah tersepak.
Bukan aku yang kan binasa dalam hampa.
Tapi sgalanya musnah dalam nestapa.
Ku kan mnunggu seisi bumi termuntahkan,
agar luka ini dapat tersembuhkan.

Ikrar yang pernah diucapkan hnyalah sampah yang kan hancur ditelan pengurai.
Tapi tidak ikrarku,ikrar buah yang tercabik,dalam rintik hujan yang membuai.

Namun..aku masih berharap ada cahaya terang yang kan mnuntunku keluar dari kgelapan
Dan memberikan kehangatan tanpa mrasa pernah tercabik,
lalu dapat menjalani hariku kluar dari kemunafikan,dan berlarian menatap harapan.

28-03-10
1 Response
  1. setelah karyaku "Buah yang Tercabik", aku benar2 fakum..
    karena memang benar-benar tercabik. kemudian mencoba bangkit di tengah 'KOTA' yang membesarkanku.


    SPONSOR

    Pengikut